1) Beruang Atlas
Punah : 1870-an
Beruang Atlas (Ursus arctos crowtheri) adalah subspesies dari beruang
coklat, namun kadang dianggap sebagai spesies yang berbeda. Beruang ini
adalah satu-satunya beruang asli Afrika. Beruang ini hidup di Pegunungan
Atlas dan sekitarnya, dari Maroko sampai Libya, dan dianggap sudah
punah. Ribuan beruang ini diburu untuk olahraga, venatio, atau eksekusi
para penjahat ad bestias ketika pembesaran daerah kekuasaan Kekaisaran
Romawi sampai Afrika Utara. Spesimen terakhirnya kemungkinan dibunuh
oleh pemburu pada tahun 1870-an di gunung Rif di Maroko utara.
2) Dodo
Punah : akhir abad ke-17
Dodo (Raphus cucullatus) adalah burung yang tak dapat terbang yang
pernah hidup di pulau Mauritius. Burung ini berhubungan dengan merpati.
Burung ini memiliki tinggi sekitar satu meter, pemakan buah-buahan, dan
bersarang di tanah.
Dodo punah antara pertengahan sampai akhir abad ke-17. Kepunahannya
sering dijadikan arketipe karena terjadi dalam sejarah manusia dan
akibat aktivitas manusia.
3) Emu Tasmania
Punah : pertengahan-abad 19
Emu Tasmania (Dromaius novaehollandiae diemenensis) adalah subspesies
Emu yang telah punah. Binatang ini ditemukan di Tasmania dimana binatang
ini terisolasi selama Pleistocene Akhir. Sebagai pertentangan terhadap
takson emu pulau lain, Emu Pulau King dan Emu Pulau Kangguru, populasi
di Tasmania cukup besar, yang berarti bahwa di sana tidak ada tanda
penyebab ukuran populasi kecil sebagai dua lainnya yang terisolasi.
Walau begitu, Emu Tasmania tidak memiliki kemajuan langsung dimana jenis
ini dapat dipertimbangkan spesies yang jelas, dan bahkan statusnya
sebagai subspesies jelas tidak secara keseluruhan disetujui sebagai
binatang ini disetujui dengan unggas daratan pada pengukuran dan
karakter luar yang digunakan untuk membedakan binatang ini - warna
keputihan sebagai ganti hitam pada leher dan kerongkongan dan bagian
leher yang tak berbulu - kelihatannya juga ditampilkan, sekalipun
langka, dalam beberapa burung darat. Saat ini, binatang ini kelihatannya
hanya diketahui dari tulang subfosil, kulit yang pernah hidup sekali
telah hilang.
4) Harimau Bali
Punah : 1937
Harimau Bali (Panthera tigris balica) adalah subspesies harimau yang
sudah punah dan pernah mendiami pulau Bali, Indonesia. Harimau ini
adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama
dengan harimau Jawa (juga telah punah) dan harimau Sumatera (spesies
terancam).
Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga sub-spesies; harimau
terakhir ditembak pada tahun 1925, dan sub-spesies ini dinyatakan punah
pada tanggal 27 September 1937. Sub-spesies ini punah karena kehilangan
habitat dan perburuan.
5) Harimau Tasmania
Punah : 1936
Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah marsupial karnivora
masa modern terbesar yang pernah diketahui. Binatang ini berasal dari
Australia dan pulau Papua dan dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang
ini disebut harimau Tasmania karena punggungnya yang bercorak belang,
namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania, dan dari mulut ke
mulut disebut harimau Tassie (atau Tazzy) atau cukup harimau saja.[a]
Binatang ini adalah spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus.
Sebagaian besar spesiesnya ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal
dari awal zaman Miosen.
Harimau Tasmania punah di daratan Australia ribuan tahun sebelum
kedatangan bangsa Eropa di Australia, namun berhasil bertahan di pulau
Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk setan
Tasmania. Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan, kepunahan
hewan ini mungkin juga disebabkan oleh serangan penyakit, anjing, dan
gangguan manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap
telah punah, laporan tentang terlihatnya hewan ini masih ada.
Sebagaimana harimau dan serigala di belahan utara, harimau Tasmania
merupakan pemangsa yang ada di puncak rantai makanan. Sebagai seekor
marsupial, binatang ini tidak terkait dengan eutheria. Kemiripan postur
dan adaptasinya disebabkan oleh evolusi konvergen. Keluarga terdekat
spesies ini adalah setan Tasmania.
6) Quagga
Punah : 1883
Quagga yang menyerupai zebra dan pernah ditemukan dalam jumlah besar di
Afrika Selatan. Quagga dapat dibedakan dari zebra lain dengan memiliki
tanda pada bagian depan tubuh. Quagga merupakan campuran dari kuda dan
zebra. Nama Quagga berasal dari kata Khoikhoi untuk zebra. Quagga punah
akibat perburuan oleh manusia yang berusaha mendapat daging dan
kulitnya.
7) Sapi laut Steller
Punah : 1768
Sapi laut Steller (Hydrodamalis gigas) adalah mamalia sirenia besar yang
telah punah dan sebelumnya dapat ditemukan di pantai laut Bering di
Asia. Sapi laut Steller ditemukan di kepulauan Komander tahun 1741 oleh
penyelidik alam Georg Steller, yang melakukan perjalanan dengan
penjelajah Vitus Bering. Populasi kecil hidup di air Arktik di sekitar
pulau Bering dan didekat pulau Medny. Namun, karena kedatangan manusia
mereka hidup di pantai Pasifik utara.
Populasi sapi laut ada pada jumlah kecil dan terbatas ketika Steller
mendeskripsikan mereka. Steller mengatakan bahwa mereka ditemukan pada
kelompok, tetapi Stejneger memperkirakan terdapat lebih sedikit dari
1500 yang tersisa dan terancam punah karena diburu manusia.[1] Mereka
dihabisi oleh pelaut, pemburu anjing laut, dan pedagang bulu yang
mengikuti rute Bering ke Alaska, yang memburu mereka untuk makanan dan
kulitnya yang digunakan untuk membuat kapal. Mereka juga diburu untuk
lemaknya yang tidak hanya digunakan untuk makanan, tetapi juga sebagai
lampu minyak karena tidak mengeluarkan asap atau bau dan dapat disimpan
dalam waktu yang lama pada udara hangat. Pada tahun 1768, kurang dari 30
tahun singa laut ini ditemukan, sapi laut Steller telah punah.
Fosil menandakan sapi laut Steller sebelumnya menyebar di pantai
Pasifik utara, mencapai Jepang selatan dan California. Tibanya manusia
merupakan salah satu akibat kepunahan sapi laut Steller.
8) Wallabi-Kelinci Timur
Punah : 1889
Walabi-Kelinci Timur (Inggris Eastern Hare-Wallaby; Latin Lagorchestes
leporides) adalah salah satu spesies Walabi yang telah punah. Binatang
ini dahulu hidup di dataran pedalaman Australia tenggara dan memiliki
kebiasaan hidup seperti kelinci. Binatang ini memiliki posisi istirahat
yang unik pada siang hari, biasanya di bawah perlindungan serumpun
rumput ilalang tussock. Jika binatang ini didekati, maka ia akan
meloncat dengan kecepatan penuh. Seekor wallabi yang dikejar pemangsa
atau pemburu pada jarak 500 meter akan menggandakan lompatannya dengan
tiba-tiba dan kembali dalam 6 meter dan dapat melompat setinggi 1,8
meter. Hal ini terjadi pada John Gould yang dilompati kepalanya oleh
seekor wallabi-kelinci.
Binatang ini dulu merupakan spesies yang umum, namun mungkin bersaing
dengan sapi atau domba. Bisa juga ia terkena dampak buruk pola
terbakarnya ladang yang berubah atau karena penyebaran kucing. Catatan
terakhir melaporkan adanya spesies betina yang ditangkap oleh Mr.
Bennett pada bulan Agustus 1889.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14071501
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
New Articles
Popular Posts
-
1. Doraemon tidak pernah pakai baju. 2. Warna asli: Kuning. Namun ketika seekor tikus memakan kupingnya, Doraemon menjadi sangat ...
-
Ciri - ciri umum : 1. Ingin Mengetahui diri Pria Secara Lebih Dalam Wanita yang sedang ada hati kepada seorang pria akan selalu...
-
Gambar diatas menunjukkan contoh dari suatu regresi yang dilakukan menggunakan aplikasi Eviews 7. Pada contoh regresi ini, 8 variabel i...
-
witing klapa jawata ing ngarcapada salugune niki geng kobra pancen nyata... kulo saking surakarta njajah nagri ngayogjakarta ngayogjakart...
-
di Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia kita mengenal es puter yang dibuat dari santan tanpa menggunakan krim. citarasa yang ...
-
Suatu ketika tatkala Rasulullah s.a.w. sedang bersiap di medan perang Uhud, tiba-tiba terjadi hal yang tidak terduga. Seorang lelaki ...
-
Jatuh cinta memang indah rasanya namun kamu selalu menebak-nebak apakah dia menyukai kamu apa tidak sebenarnya ada tanda tanda dan ger...
-
1. Uang Syailendra (850 M) Mata uang Indonesia dicetak pertama kali sekitar tahun 850/860 Masehi, yaitu pada masa kerajaan Mataram Syai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar